Pusat Kedokteran Herbal
Pusat Kedokteran Herbal merupakan salah satu pusat penelitian di Fakultas Kedokteran UGM. Pusat ini secara resmi berdiri pada tahun 2010 berdasarkan SK Dekan No UGM/KU/124/UM/01/39 tanggal 19 Juli 2010. Sebelum pusat ini terbentuk secara terintegrasi staf dosen yang konsen terhadap herbal sudah membentuk wadah yang dinamakan pokja Herbal Medicine FK-UGM. Visi Pusat Kedokteran Herbal adalah menjadi pusat penelitian bahan herbal bertaraf internasional yang unggul dan terkemuka, berorientasi pada kepentingan bangsa dan masyarakat yang berdasarkan Pancasila.
Filosofi berdirinya pusat kedokteran herbal adalah berdasarkan survei terhadap perkembangan herbal terkini diperoleh data banyaknya tugas akhir mahasiswa Fakultas Kedokteran-UGM mengambil topik herbal. Terdapat 50,09% judul skripsi mahasiswa S1 FK-UGM angkatan 1999 – 2001, 32,84% judul tesis mahasiswa S2 FK-UGM angkatan 2002-2005, dan 11,11% judul disertai mahasiswa S3 FK-UGM angkatan 2002-2006 bertema herbal. Sampai tahun 2016 ini masih banyak mahasiswa FK-UGM yang menulis skripsi, tesis dan disertasinya memakai sampel herbal. Hal ini menunjukkan betapa menariknya penelitian herbal dikalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran.
Pusat Kedokteran Herbal melibatkan beberapa dosen FK-UGM dan RSUP Dr.Sardjito dengan latar belakang dari disiplin ilmu Kedokteran Dasar sampai Kedokteran Klinik yang tertarik dengan pengembangan herbal. Antar disiplin ilmu bekerjasama dalam melakukan kegiatan melalui 3 kelompok bidang (1. Bidang eksplorasi bahan uji; 2. Bidang Uji per-klinik; 3. Bidang uji klinik). Ketiga bidang tersebut dipilih berdasarkan alur pencapaian target kegiatan yaitu obat herbal terstandar, fitofarmaka, drug discovery, serta pengembangan penelitian dari aras seluler sampai molekuler dengan memanfaatkan fasilitas penelitian yang tersedia.
Beberapa penelitian yang telah, dan sedang dikembangkan adalah:
1. Antikanker (beberapa penelitian sudah mencapai taraf invivo pada hewan coba
2. Antimalaria (ada yang sudah mendapatkan paten)
3. Larvisida (dikembangkan pada formulasi sediaan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sediaan yang sudah ada dipasaran)
4. Antifertilitas (beberapa penelitian masih berkisar pada mekanisme kerjanya)
5. Nutraceutikal (sudah banyak dikembangkan dalam sediaan praktis)
6. Antirheumatik (sudah mendapatkan ijin edar dengan TR dari BPOM)
7. Antikeloid (beberapa penelitian sedang mengkaji mekanisme aksinya, sedang yang akan dikerjakan adalah formulasi, uji pre klinik dan klinik).
8. Aprodisiaka (sudah dikerjakan sampai uji klinik)